Facebook Twitter Google RSS

Monday 8 September 2014

Bendera Isis Di Aceh Timur

Unknown     21:27  
Lhokseumawe - Selembar bendera kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ditemukan berkibar di atas pohon kelapa di Desa Buket Drin, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, pada Ahad, 7 September 2014.

Menurut Kapolsek Sungai Raya Iptu Azwan, bendera ISIS itu pertama kali terlihat oleh warga yang sedang main catur di sebuah warung di desa setempat. "Kemudian kita datang, tim dari Jibom mensterilkan lokasi, lalu atas bantuan petugas PLN kita ambil bendera tersebut," ujar Iptu Azwan.

Bendera tersebut dipasang di atas pohon kelapa yang diikat oleh satu kaleng susu dengan lilitan kabel. Ternyata setelah dibuka kaleng tersebut hanya berisikan kerikil dan plastik.

Peristiwa pengibaran bendera kelompok yang sedang mempersiapkan diri untuk mendirikan negara Islam di Irak dan Suriah itu merupakan kasus yang pertama kali terjadi di Aceh.
IMRAN MA | TEMPO

Wednesday 27 November 2013

FREE! Pertamina EP Usut Pencurian Minyak di Aceh

Unknown     15:38  

PT Pertamina EP langsung menginvestigasi pencurian minyak dan pencemaran lingkungan di Peurlak, Nanggroe Aceh Darussalam. Aktivitas pengeboran minyak ilegal itu dinilai sudah semakin meresahkan dan merusak lingkungan. "Pencurian juga terjadi di bekas daerah operasi Pacific Oil and Gas (POG)," kata Public Relations Manager Pertamina EP, Agus Amperianto, kemarin.

Pencurian itu terbongkar setelah terjadi ledakan di area pengeboran ilegal di Peurlak. Ternyata kebakaran itu disulut oleh pengeboran minyak mentah ilegal di Desa Pertamina, Kecamatan Ranto Panjang, Aceh Timur. 
Menurut Agus, pada Kamis pekan lalu, pengebor ilegal itu berhasil mengeluarkan semburan minyak mentah. Minyak mentah yang sudah keluar itu dikumpulkan dalam beberapa drum. "Sebagian menyembur ke sekitar area pengeboran ilegal itu," ujarnya. Minyak mentah yang keluar bercampur dengan gas langsung menyulut api dari rokok yang dinyalakan para pekerja ilegal.
Pertamina EP Region Sumatera Field Rantau Kuala Simpang lalu bekerja sama dengan kepolisian Aceh Timur menghentikan penambangan ilegal tersebut. "Kami sudah berbicara dengan Kepala Polres agar aktivitas ini langsung distop," kata Azhari, Staf Operasi Security Pertamina Rantau, kepada Tempo di Lhokseumawe. 
Camat Ranto Peureulak, Zulbahri, mengakui adanya pencurian minyak di wilayahnya. Dia juga mengungkapkan pengeboran dilakukan dengan memakai peralatan pengeboran sederhana, yaitu dengan memasang pipa besi 2 inci pada sekitar 130 sumur yang tersebar di tiga desa. "Tapi hanya puluhan sumur yang mengeluarkan minyak," katanya. 
Anggota Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat, Satya Widya Yudha, menyatakan pencurian minyak marak karena disparitas harga bahan bakar minyak bersubsidi dan nonsubsidi sangat tinggi. Ia menduga, sebagian besar minyak curian disalurkan dan sedikit untuk konsumsi pribadi. "Pencurian ini sebenarnya kasatmata, tapi tidak ditindak," ucap Satya saat dihubungi kemarin. 
Direktur Energy Watch Indonesia, Mamit Setiawan, menambahkan, penyelewengan bahan bakar minyak bersubsidi marak terjadi di wilayah perbatasan. "Seperti di wilayah yang berbatasan dengan Malaysia, Filipina, serta Timor Leste," katanya saat dihubungi kemarin.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) perwakilan Sumatera menemukan 20 kasus pencurian minyak hanya dalam waktu sebulan. Head of Representative SKK Migas Sumatera Selatan, Tirat Sambu Ichtijar, mengatakan sepanjang 2013 terdapat tidak kurang dari 660 kasus pencurian minyak mentah di sepanjang jalur pipa Tempino di Jambi hingga Plaju di Palembang.IMRAN MA (LHOKSEUMAWE) | PARLIZA (PALEMBANG) | MARIA YUNIAR | Koran RABU, 27 NOVEMBER 2013

Friday 8 November 2013

Sabu dan Ganja Di LP Lhokseumawe

Unknown     00:42  
Lhokseumawe |Beritaloen - Tim gabungan dari kepolisian dan TNI menemukan 17 paket ganja kering siap edar dan satu gram sabu-sabu dalam operasi penggeledahan di Lembaga Permasyarakatan Klas IIA Lhokseumawe, Rabu, 6 November 2013.

“Operasi penggeledahan merupakan tindak lanjut dari instruksi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Setiap LP harus bersih dari HP, Pungli dan Narkoba,” kata Kepala LP Lhokseumawe Drais.

Drais menjelaskan, masing-masing paket ganja kering siap edar tersebut berukuran 2 X 3 centimeter. Tim gabungan yang juga melibatkan petugas LP, juga menemukan 1 ons biji ganja, alat isap sabu-sabu, serta 30 telepon seluler. Seluruh barang temuan telah disita dan diserahkan kepada pihak kepolisian.

Menurut Drais, ganja dan sabu ditemukan di luar barak 4 A. Sedangkan 1 ons biji ganja dan alat isap sabu-sabu ditemukan di luar sel karantina. Adapun 30 unit telepon seluler ditemukan didalam barak 9. ”Belum diketahui siap pemilik barang-barang tersebut,” ujarnya.

Drais menduga narkoba yang ditemukan tersebut kemugkinan bersumber dari pengunjung. Sebab, 60 persen penghuni LP Lhokseumawe adalah mereka yang terlibat kasus narkoba. ”Kami akan tingkatkan pengawasan,” ujarnya. IMRAN MA |TEMPO.CO |

Pemilik Narkoba di LP Lhokseumawe Sedang Diselidiki Polisi

Unknown     00:38  
Lhokseumawe | Beritaloen - Kepala Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Resor Lhokseumawe, Iptu Sofyan, mengatakan pihaknya masih menyelidiki pemilik ganja dan sabu-sabu yang ditemukan di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Lhokseumawe. “Kami juga menyelidiki siapa pemasok ganja dan sabu-sabu tersebut,” kata Sofyan, Kamis, 7 November 2013.

Menurut Sofyan, ganja dan sabu-sabu itu ditemukan di luar kamar narapidana, dan diduga sengaja dibuang sesaat sebelum dilakukan penggeledahan. “Kami harus bisa mengungkapnya karena diduga ada jaringan antara bandar dan pengedar di dalam dan di luar LP,” ujar Sofyan.

Diberitakan sebelumnya, tim gabungan dari kepolisian dan TNI, Rabu, 6 November 2013, menemukan 17 paket ganja kering siap edar dan 1 gram sabu-sabu dalam operasi penggeledahan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Lhokseumawe. Paket ganja kering siap edar tersebut berukuran 2 x 3 sentimeter.

Tim gabungan yang juga melibatkan petugas LP juga menemukan 1 ons biji ganja, alat isap sabu-sabu, serta 30 telepon seluler. Seluruh barang temuan itu telah disita dan diserahkan kepada pihak kepolisian.

“Operasi penggeledahan merupakan tindak lanjut dari instruksi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Setiap LP harus bersih dari HP, pungli, dan narkoba,” kata Kepala LP Lhokseumawe, Drais.

Menurut Drais, ganja dan sabu ditemukan di luar barak 4 A. Sedangkan 1 ons biji ganja dan alat isap sabu-sabu ditemukan di luar sel karantina. Adapun 30 unit telepon seluler ditemukan di dalam barak 9.

Drais menduga narkoba yang ditemukan tersebut kemungkinan bersumber dari pengunjung. Sebab, 60 persen penghuni LP Lhokseumawe adalah mereka yang terlibat kasus narkoba. IMRAN MA| TEMPO.CO|

Tuesday 8 October 2013

Sejarah Aceh

Unknown     17:00  
Sekitar tahun 1500 lahir Kerajaan samudera Pasai yang oleh sebagian pakar sejarah menganggap sebagai kerajaan Islam pertama di Aceh dab gugusan kepulauan Melayu, ia lahir sebagai negara yang merdeka dan berdaulat pada pertengahan abad ke 13, dengan Sultan pertamanya Malik al-Saleh yang mangkat pada tahun 1297.

Pada zaman gemilangnya ia sangat terkenal bagi negeri-negeri Islam seperti Makkah, Hadramaut, Mesir, Gujarat, Malabar dan juga mempunyai hubungan dengan negeri Cina.

Selain menjadi pusat perdagangan ilmu pengatahuan Islam yang sangat penting, selama dua abad ia memainkan peranannya yang amat positif terutama bagi pengembangan Islam ke seluruh kepulauan nusantara.

Sekitar abad 15 Kerajaan ini mengalami kemunduran akibat serangan-serangan luar seperti dari Siam, Majapahit, dan Portugis. Serangan-serangan ini membuat Raja Malik al-Saleh nampak semakin lemah karena di dalam negeri pun terjadi kekacauan dan perebutan kekuasaan secara menyeluruh.

 Akhirnya lahirlah kerajaan-kerajaan kecil sperti Aru, Lamuri, Pidie, Peureulak, Nakur, Beunua (Tamiang), jaya, linge, Aceh Darussalam, Daya, Samudera, dan Pasai sendiri.

Pada tahun 1507 mucullah seorang raja penyelamat dari Pidie yang menyatukan kerajaan-kerajaan kecil dan menggabungkan menjadi satu, Raja Ibrahim yang kemudian terkenal Sultan Ali Mughayyat Syah.

Pada permulaan abad ke 16, Ali Mughayyat Syah (1514-1528) telah menyatukan kembali kerajaan-kerajaan kecil di pinggir pantai utara dan barat seluruh Aceh yang telah dipecah-pecahkan oleh penjajah sebelumnya menjadi satu Negara Islam yang kuat.

 Pada zaman Iskandar Muda Meukuta Alam (1607-1636), Aceh telah menjadi negara Asia terkemuka di Asia Tenggara yang menguasai pesisir sebahagian besar Sumatra, daerah Bengkulu, Pariaman, Sungai Indragiri serta kerajaan Kedah, Perak, Pahang dan Terengganu di Semanjung Malaysia.

Hubungan dagang dengan Belanda, Inggris, dan Perancis dengan tertib, baik dan menguntungkan petani-petani Aceh. Pada masa ini pula Aceh termasuk lima besar kekuatan super power dunia yaitu; 

Kerajaan Turki Usmani di Istanbul Asia Minor, Kerajaan  Islam Isfahan di Timur Tengah, Kerajaan Islam Akra di Anak Benua India, dan Kerajaan Islam Aceh Darussalam di Asia Tenggara.

Popular Post