Facebook Twitter Google RSS

Tuesday 8 October 2013

Harga BlackBerry Terbaru

Unknown     09:10  
BlackBerry selalu tampil hebat, kini  menghadirkan perangkat terbarunya,  Terkini, perusahaan asal Kanada itu akan merilis Z30 di Kanada.
 
BlackBerry Z30 telah resmi diumumkan beberapa pekan lalu. Belum diketahui berapa banderol tersebut, hingga bocoran screenshot yang diperoleh dari sumber Mobile Syrup menunjukkan bahwa perangkat anyar ini dibanderol USD700 atau sekira Rp.8 jutaan di Kanada.

Harga USD700 kabarnya bukanlah kontrak, di mana pengguna bisa membayar penuh untuk bisa menggunakan perangkat terbaru dari BlackBerry tersebut. Sementara untuk kontrak, diperkirakan Z30 akan dilepas dengan harga USD149 atau USD199.

Bagi para pengguna BlackBerry di Kanada, handset 5 inci tersebut akan beredar pada 15 Oktober 2013. Masuk dalam golongan Phablet (smartphone-tablet), perangkat ini bisa menampilkan layar 720p serta didukung oleh chipset quad-core.

BlackBerry juga mengandalkan soal kemampuan audio Z30 dengan teknologi “Natural Sound”. Z30 dikatakan sebagai perangkat yang diharapkan dapat menyelamatkan BlackBerry dari ketertinggalan oleh perangkat OS mobile kompetitornya, seperti Android dan iOS.(IM)

Samsung Terbaru, Model Cantik, Harga terjangkau dan Ringan

Unknown     09:05  
Samsung ciptakan notebook dengan desain tipis dan keren. Samsung  ingin membuktikan bahwa sebuah notebook yang langsing dengan desain cantik, bisa didapatkan dengan harga yang terjangkau. 

Namanya Samsung ATIV Book 9 Lite, Notebook . Desain yang tipis memberikan kemudahan saat disimpan di tas dan tidak capek dalam membawa dalam aktivitas kuliah dan kerja anda. 

 Samsung ATIV Book 9 Lite hadir dengan bodi yang hanya setebal 16,9mm. Cukup tipis untuk diselipkan di tas kerja manapun.Bobotnya juga ringan. Hanya sekitar 1,44 kg sehingga tidak begitu membebani saat harus membawanya bepergian sehari-hari. 

Walaupun tipis dan ringan, ATIV  Book 9 Lite tetap dilengkapi konektivitas yang lengkap. Untuk menghubungkannya ke layar yang lebih besar, guna keperluan presentasi misalnya, notebook ramping ini telah dilengkapi konektor micro HDMI dan VGA mini. 

Juga ada koneksi Ethernet dalam bentuk dongle untuk terhubung ke jaringan, sebagai alternatif koneksi Wi-Fi. Silakan mencoba dengan samsung baru ini. (IM)

Monday 28 December 2009

Pengungsi yang (Diperintahkan) Tutup Mulut

Unknown     01:09  
Pagi itu, Kamis, 6 Januari 2005. Baru jam 11.00 WIB saat satu mobil yang bertuliskan "PERS" datang dari arah Lhokseumawe tujuan Banda Aceh.

Sampai di Jeunib, Bireuen, mobil merambat pelan sambil menghidupkan lampu samping pertanda hendak berhenti. Ban membelok ke pinggir jalan, tepatnya di depan Meunasah Jeunib.

Di situlah terdapat sebuah lokasi pengungsian. Melihat ada wartawan datang, di sebuah tenda tengah dilakukan sebuah taklimat (pengarahan).

"TNI melarang warga untuk mendekati dan berbicara dengan wartawan, alasannya kehadiran wartawan tidak ada untungnya," ungkap seorang warga menirukan si pemberi taklimat. Tapi para wartawan itu tak merasa apa-apa.

 Salah seorang dengan kamera foto turun dari mobil dan masuk ke gerbang meunasah yang disambut senyum warga di sana, sambil sedikit mengangguk pertanda "silahkan". Ada juga beberapa personel TNI yang bertugas jaga di sana. Tapi mereka tetap memasang muka ramah ke arah wartawan dan bahkan berjabat tangan.

Beberapa wartawan itu sempat juga berbicara beberapa kata dengan tentara itu sebelum akhirnya mereka melangkah menyesuri tenda. Sebagian besar pengungsi mengumbar senyum, tetapi tidak berani mendekat, apalagi berbicara.

Sesuatu yang agak ganjil dalam dua pekan belakangan. Biasanya, wartawan justru menjadi tempat menumpahkan keluh kesah tentang segala pelayanan yang mereka terima di lokasi pengungsian atau bahkan menanyakan sanak saudara, keadaan kampung, bahkan meminjam handphone. Tapi kali ini lain. Seperti tak hirau, para wartawan menjepretkan kameranya.

Dan seperti tak hirau pula, aparat pun terkesan tidak peduli. Setiap kali beradu pandang, mereka tetap memasang senyum. Tapi tak lama kemudian, bila dilirik dengan ekor mata, senyum itu hilang secepat hembusan nafas.

Jepretan kesekian kalinya ditujukan kepada seorang wanita yang sedang duduk termangu, kemudian ke arah beberapa orang yang duduk berkelompok sambil bercerita sesamanya. Si tentara terus memperhatikan tingkah si wartawan, yang sedang berputar mencari gambar.

Ada relawan mahasiswa di sana, yang kabarnya sudah sejak hari Minggu (26/12), setelah mereka selesai mengevakuasi jenazah warga Samalanga yang diterpa tsunami. Mula-mula tak ada tentara di lokasi itu. Para mahasiswalah yang tinggal dan membantu pengungsi sebisanya.

Namun sejak Rabu (29/12), sejumlah personel TNI datang dan membentangkan spanduk asal kesatuan dan mengumumkan bahwa di sana ada posko bantuan milik TNI. Spanduk milik mahasiswa yang semula terlihat di gerbang meunasah itu, kini raib.

 "Spanduk itu ditukar dan digantikan spanduk abang," kata seorang mahasiswa berusaha menyapa akrab pasukan TNI itu. Semua peraturan di kamp itu pun dirombak total. Begitu juga dengan bantuan yang kini harus melalui mereka.

Semua itu terjadi dengan sendirinya tanpa ada yang berani membantah. Apalagi, setelah wartawan datang, peraturan bertambah satu, yaitu melarang warga berbicara kepada wartawan. Nasib sial dialami Kek Kaoy yang sudah terlihat tua dan lemah dengan pendengaran yang sedikit terganggu.

Kain sarung yang dipakainya sudah naik sedikit ke atas dan tidak rata antara muka dan belakang. Begitu juga dengan baju kemeja bantuan yang tampak kusut dan terlipat di sana-sini. Dari sudut sebuah tenda ia bangun dengan sedikit gontai, hendak menuju ke samping wartawan yang sedang berdiri mencari informasi, jenis bantuan apa yang masih mereka butuhkan di kamp Meunasah Jeunib itu.

Saat itu, wartawan sedang menanyai Ibu Darmi. Saat itulah Kek Kaoy berusaha mendekat. Tapi langkahnya terhenti. Kening putihnya mengerut dan kakinya mundur ke belakang sebelum akhirnya duduk kembali sambil menunduk.

Seorang personel TNI samar-samar terdengar setengah membentak. "Masuk ke sana, kau!" Setelah insiden itu, Helmi (nama samaran) menerangkan bahwa Kek Kaoy sebenarnya tidak mendengar adanya larangan untuk berbicara kepada wartawan. "Mungkin orang tua itu tidak lagi jelas pendengarannya. Ya gara-gara itu, Kek Kaoy dibentak dan mau ditendang," terangnya.

Helmi sendiri juga mengaku mulai curiga dengan pembatasan terhadap wartawan di kamp pengungsiannya. Apalagi di tempat lain, tidak ada pembatasan seperti ini. Di kamp meunasah Jeunib saat ini ada sekitar 1.120 jiwa yang ditampung.

Mereka adalah warga Pandrah yang mengungsi ke Jeunib. Dengan semua keganjilan ini, tentu saja para wartawan itu saling menggerutu. "Sementara tentara negara asing sekarang membawa seluruh peralatan untuk bisa membuka akses Meulaboh dan sekitarnya, tentara kita masih sibuk melarang-larang wartawan," sungut seorang wartawan. | Reporter: Misrie - Bireuen

Sunday 27 December 2009

Korban Banjir Aceh Tamiang Belum Tertolong

Unknown     23:55  
Nasional Korban Banjir Aceh Tamiang Belum Tertolong 

Kamis, 20 Januari 2005 | 20:26 WIB 

TEMPO Interaktif, Lhokseumawe: Banjir yang melanda Aceh Tamiang selama 10 hari terakhir, hingga Kamis (20/1) ini masih menggenangi jalur transportasi Medan-Banda Aceh. Akibatnya, ratusan truk pengantar bantuan untuk korban tsunami ke Aceh dan bus penumpang terjebak di beberapa tempat. 

 Banjir yang berlangsung sejak Rabu (12/1) lalu itu juga menyebabkan rumah warga yang berada di sekeliling jalan tembus Medan - Banda Aceh tergenang air. Kondisi ini memaksa 40.000 warga di kawasan itu mengungsi ketempat yang lebih tinggi dan membuat tenda darurat. Dari pemantauan Tempo, terdapat delapan kecamatan yang tergenang banjir di Kabupaten Aceh Tamiang (hasil pemekaran Aceh Timur). 

Yakni kecamatan Kejuruan Muda, Tamiang Hulu, Karang Baru, Rantoe, Seruway, Bendahara dan Kuala Simpang. Sedangkan yang lolos dari banjir adalah Kecamatan Manyak Payet. Pejabat sementara Bupati Aceh Tamiang, H. Ishak Juned mengatakan pihaknya sudah melakukan tindakan darurat untuk korban banjir yang mengungsi ketempat yang lebih aman. 

Namun hasil penelusuran Tempio di sejumlah titik banjir, di sepanjang jalan lintas Medan-Banda Aceh, tidak terlihat aparat maupun tim penanggulanggulangan bencana berada di lokasi tersebut. Begitu juga tidak terlihat bantuan alternatif untuk mengevakuasi para korban banjir. ?

Kami sekarang mana ada yang peduli, sudah 10 hari tidak satupun mereka yang datang menjenguk kami, di jalan juga mereka tidak melakukan tindakan apa-apa. Lihatlah warga sangat susah, maunya kan bisa mengerahkan alat berat yang bisa melewati air dan membantu warga, sementara besok Lebaran Idul Adha Imran MA | Tempo

Buah Gerilya Panglima Sagoe

Unknown     23:41  
Bergerilya ke desa-desa menjaring suara, panglima Sagoe dan aktivis Sira adalah mesin kemenangan Irwandi dan Nazar dalam pilkada Aceh pada awal pekan lalu. 

Rapat itu berlangsung di sebuah rumah kecil di Muara Dua, Lhokseumawe, beberapa saat sebelum kampanye pemilihan gubernur Aceh digelar pada awal Desember.

Dua puluh anak muda meriung di lantai. Mereka adalah mantan gerilyawan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan aktivis Sidang Istimewa Rakyat Aceh (SIRA). Agenda pertemuan malam itu membahas siasat merebut kursi gubernur dan walikota Lhokseumawe. Jelang pagi kesepakatan diketuk. Semua kader diwajibkan bergerilya ke ke desa-desa untuk menjual sang calon mereka.

Sejak saat itu anak-anak muda ini naik- turun naik gunung membina kader sekaligus merebut simpati untuk Irwandi. Taktik ini mereka terapkan di seluruh Aceh. Hasilnya? Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar yang dijual para panglima Sagoe unggul dalam pemilihan kepala daerah Nangroe Aceh Darusslam.

Panglima Sagoe adalah suatu struktur militer GAM—setingkat Komando Rayon Militer (Koramil) dalam tubuh Tentara Nasional Indonesia. Hingga Jumat pekan lalu, Irwandi dan Nazar meraup 27 persen dari satu juta suara yang sudah masuk ke panitia pemilihan. Jumlah itu jauh di atas pasangan Humam Hamid yang duduk di posisi kedua dengan perolehan sekitar 18 persen suara.

Irwandi menang di 15 dari 21 kabupaten di Aceh. Walau jumlah suara yang belum masuk sekitar satu setengah juta, sejumlah pihak meramalkan pasangan Irwandi dan Nazar bakal keluar sebagai pemenang.

Di Lhoksumawe, Munir Usman dan Suadi Yahya yang di usung GAM juga dipastikan bakal menjadi walikota. Calon GAM juga dipastikan merebut kursi bupati di tujuh kabupaten. Jakarta seperti meriang mendengar hasil dari Naggroe.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono langsung menggelar rapat kabinet bidang politik dan kemanan. Beberapa saat sebelumnya, sejumlah lembaga yang menggelar perhitungan cepat mengumumkan keunggulan Irwandi dan Nazar. Sumber Tempo yang dekat dengan Istana menuturkan, Presiden gusar dengan kemenangan kandidat GAM.

Presiden kabarnya sempat marah karena para bawahannya selama ini selalu melaporkan bahwa kekuatan Irwandi itu kecil. ”Selama ini Presiden selalu terima laporan yang asal bapak senang,” kata sumber tersebut. Andi Maranggeng, juru bicara Presiden, membantah hal ini. ”Tidak benar Presiden marah dengan kemenangan Irwandi,” katanya Presiden Susilo, sambungnya, senang karena pilkada di Aceh berlangsung aman.

Tapi kecemasan tetap saja merebak sebab hingga kini GAM masih berdiri tegak. Karena itu mereka mendesak jika sudah jadi gubernur, Irwandi harus membubarkan GAM, yang selama ini bercita-cita memerdekakan Aceh. Irwandi, kata Muladi–Gubernur Lemba-ga Ketahanan Nasional (Lemhanas) harus membubarkan GAM jika sudah jadi gubernur. Kalau tidak mau, dia menambahkan, ”Komitmen Irwandi terhadap negara kesatuan Republik Indonesia diragukan.” Membubarkan GAM tampaknya bukan urusan gampang bagi Irwandi.

Sebab jaringan gerakan inilah yang menjadi mesin utama kemenangannya. Hampir seluruh anggota tim sukses Irwandi ditingkat propinsi juga petinggi GAM. Sofyan Dawood, juru bicara GAM, yang dulu kerap memimpin pertempuran melawan militer Indonesia, adalah penasehat dan juru kampanye Irwandi ”Saya pilihkan kandidat yang paling pantas memimpin Aceh,” pekiknya dengan lantang.

Sofjan Dawood juga amat berjasa memotong dukungan tetua GAM di Swedia untuk pasangan Humam Hamid dan Hasbi Abdullah. Sehari setelah kampanye pemilihan gubernur dimulai, Muzakir Manaf-Panglima militer GAM- menggelar siaran pers. Isinya, membatalkan dukungan untuk Humam. Dalam siaran pers itu Muzakir memang ”hanya” mengatakan bahwa pimpinan GAM menyerahkan pilihan kepada rakyat. Toh, sejak saat itu warga lapisan bawah kian leluasa menyokong Irwandi.

Di tingkat kabupaten dan kecamatan, mesin utama Irwandi adalah para panglima Sagoe. Mereka bergerilya hingga pegunungan untuk menjelaskan pentingnya memilih Irwandi dan Nazar sebagai pemimpin Aceh. Kesuksesan gerilya para panglima itu berkat sokongan penuh dari aktifis SIRA yang juga memiliki stuktur yang kuat hingga ke tingkat kecamatan.

 ”Kami mengumpulkan seluruh komisariat SIRA kecamatan mendukung pasangan ini,” ujar Abu Zar Marzuki ketua Konsulat Sira Wilayah Pasee, Aceh Utara. Sidang Istimewa Rakyat Aceh (SIRA) memang amat populer di kalangan anak muda.

Terutama, mahasiswa di seantero Aceh. Organisasi ini lahir dari kampus. Bermula dari Kesatuan Mahasiswa Aceh tahun 1998 yang menuntut 80 persen dari hasil bumi provinsi itu digunakan untuk daerah. Beberapa bulan kemudian para mahasiswa mengubah nama gerakannya menjadi Koalisi Aksi Reformasi Mahasiswa Aceh (Karma).

Organisasi ini adalah gabungan 42 Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di seluruh Aceh. Tuntutan mereka sama saja. Delapan puluh persen hasil bumi Aceh kembalikan ke Tanah Rencong. Merasa tuntutan itu tidak dipenuhi juga mereka mengancam menggelar referendum. Sejak itu, gerakan kaum muda ini berubah menjadi gerakan politik.

Mereka bergabung dengan Komite Pemuda Aceh Serantau (KNPAN) menggelar Kongres pemuda Aceh. Isinya, menuntut referendum. Kongres juga bersepakat membentuk SIRA, sebuah organisasi baru leburan dari semua kelompok gerakan. 

Muhammad Nazar, yang kini berpasangan dengan Irwandi Yusuf terpilih sebagai koordinator gerakan baru. Di bawah Nazar SIRA dengan cepat membiak. Mereka mendirikan enam ribu posko mahasiswa di seluruh Aceh.

Hampir semua penggeraknya mahasiswa dan pemuda. Nazar berkali-kali menggelar pertemuan akbar yang melibatkan massa dalam jumlah ribuan. Tanggal 8 November 1999, dia melangsungkan Sidang Umum Masyarakat Pejuang Referendum Aceh (SU-MPR), di Banda Aceh.

Sekitar 20 ribu kebih manusia tumpah di acara ini. Dua tahun kemudian kelompok ini menggelar Sidang Istimewa Rakyat Aceh (Sira-Rakan) dihadiri sekitar 25 ribu orang. Sejak saat itu Muhammad Nazar mulai berkilau dikalangan gerakan mahasiswa dan pemuda Aceh.

Ketika Irwandi Yusuf dan Muham-mad Nazar bergabung dalam perebutan kursi gubernur, sejumlah kalangan menyebut keduanya ibarat persekutuan dua partai besar. Hasilnya, mereka mampu mengalahkan calon yang diusung partai-partai politik yang pernah menjulang di Aceh. Seperti Partai Persatuan Pembangunan(PPP) dan Partai Golkar.

Bertahun-tahun gagal dengan perjuangan senjata, para panglima Sagoe ternyata mampu bermain dengan gemilang di latar politik. Dan Irwandi punbersiap melangkah ke kursi gubernur Wens Manggut (Jakarta), Eduardus Karel Dewanto dan Adi Warsidi (Banda Aceh), Imran MA (Lhokseumawe)

Popular Post